BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Morfologi tanaman E. milii
Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri.
Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky
sap). Daun E. milii berbentuk oval
dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar. Bunganya kecil berwarna
kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi.
Umumnya tanaman ini
memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang
lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak
memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan
untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang
keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang
sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga
yang tidak sempurna. Perakaran E. milii
merupakan akar serabut dangkal yang tumbuh menyebar.
B.
KLASIFIKASI
Euphorbia milii
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : E.milii
Nama binomial
Euphorbia milii
Desmoul
C.
Syarat Tumbuh
Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40°
Celsius. dihabitat aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan
cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun,
tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun
toleran terhadap kondisi ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih
optimal bila ditanam dilahan terbuka. Kondisi ternaung akan memengaruhi
pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi
ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang
terbentuk lebih sedikit dan lemas.
E.milii menyukai mikroklimat yang kering (Rh 70 %)
dan membutuhkan media tanam yang lebih lembap dibandingkan dengan jenis
euphorbia lainnya. Pada kelembapan rendah,tajuk tanaman dapat tumbuh dengan
baik bila disertai dengan penyiraman yang memadai. Sementara itu, kelembapan
udara yang terlalu tinggi akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman,
sehingga tanaman peka terhadap serangan penyaki. Namun, E. Milii masih bisa ditanam didataran tinggi asal pencahayaannya
cukup dan curah hujan rendah.
D.
KHASIAT
E.milii selain digunakan sebagai tanaman hias, juga
berkhasiat sebagai obat. Obat yang dibuat dari E.milii diantaranya yaitu:
-Pendarahan rahim
Bunga sebanyak 10-15
kuntum direbus dengan 50 gram daging sapi tanpa lemak. Kudapan itu bisa dimakan
sebagai sup.
-Hepatitis
Pucuk batang yang masih
segar (9-15 g), diiris tipis dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1
gelas. Air rebusan tersebut bisa diminum dengan madu.
-Luka bakar
Daun dan batang direbus
dengan air sampai mendidih, setelah dingin digunakan sebagai pengompres.
-Bisul
Batang diiris tipis dan
dibakar dan ditempelkan pada bisul.
E.
CARA PENANAMAN
Penanaman Tepat Untuk Euphorbia
Kunci keberhasilan
merawat euphorbia ada pada media tanam yang baik. Dengan media tanam yang baik,
akan membuat tanaman ini tumbuh subur, sehat, akar kuat, batang kokoh, dan
rajin berbunga. Untuk itulah, media tanam harus mengandung unsur hara dalam
jumlah memadai. Pot sebagai wadah tanam sebaiknya dipilih yang memiliki
drainase baik. Setelah itu, baru memahami cara penanaman yang benar. Berikut
cara menanam euphorbia dengan benar
·
Siapkan pot yang ukurannya sepadan dengan besar-kecilnya
euphorbia. Pastikan kondisi pot bersih dan memiliki lubang di bagian dasar
untuk membuang kelebihan air.
·
Masukkan beberapa potongan styrofoam atau pecahan genting yang
jumlahnya asal menutup lubang, karena tujuannya untuk mencegah air tidak
menggenang di dasar pot.
·
Isi pot dengan formulasi media tanam yang sudah dibuat,
jumlahnya kira-kira separuh pot. Taburkan butiran pupuk lambat urai sebanyak
setengah sendok makan.
·
Ambil bibit euphorbia, lalu bersihkan akar-akarnya. Setelah itu,
tanaman siap ditanam.
·
Masukkan euphorbia ke media tanam dengan posisi tegak. Pastikan
akar menyebar merata dan tidak saling melilit atau menumpuk satu dengan yang
lainnya.
·
Isi media tanam hingga penuh, lalu siram air sampai media tanam
terlihat padat. Letakkan bibit di lokasi teduh dan aman dari gangguan.
F.
PERAWATAN
Lakukan 6 P, yaitu
pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penempatan, penyiangan, dan pengendalian
penyakit.
-
Pemangkasan
Pemangkasan dapat
dimulai sejak euphorbia dalam masa penyuburan. Tujuannya, untuk membentuk tajuk
yang seimbang, sehingga terlihat cantik dan mengurangi penguapan. Patokannya
mudah, cabang-cabang yang tepat berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang
sebaiknya dibiarkan, selain itu dibuang saja. Nantinya, tunas baru bermunculan
di setiap cabang, sehingga tampak lebih rimbun. Waktu yang pas untuk
pemangkasan adalah usai penyuburan dan pembungaan pertama kali. Tepatnya di akhir
masa pembungaan pertama. Bunga tua juga harus dipotong untuk memunculkan bunga
baru. Bunga mekar selama dua bulan. Setelah itu, warnanya pudar, kusam, dan
akhirnya layu.
-
Penyiraman
Agar euphorbia tumbuh
prima dan selalu berbunga lebat, sebaiknya deprogram
penyuburan-pembungaan-penyuburan-pembungaan, demikian seterusnya. Umumnya, fase
penyuburan berlangsung 1-1,5 bulan. Sedangkan pembungaan biasanya berlangsung
selama 3-4 bulan. Setelah menjalani masa penyuburan selama 1,5 bulan, sosok
euphorbia telah bersalin rupa dengan percabangan banyak dan daun yang rimbun.
Itulah saat yang tepat untuk memasuki periode berikutnya, yaitu pembungaan.
Saat itu, tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Penyiraman dapat
diberikan setiap hari dengan memakai sprayer atau gembor, agar cipratan air
yang keluar halus, sehingga tidak merusak daun dan memuntahkan sebagian media
tanamnya.
-
Penempatan
Penyinaran penuh
ternyata merangsang euphorbia berbunga lebat. Untuk itulah, sebaiknya letakkan
pot euphorbia di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan sirkulasi udara
di sekitarnya bagus. Hasilnya, sejak dipindahkan selama seminggu akan muncul
bunga-bunga di sela-sela tajuknya. Sebulan kemudian, bunga-bunganya muncul
serempak menyesaki setiap daunnya.
-
Penyiangan
Senantiasa menjaga
kebersihan adalah salah satu cara agar euphorbia tumbuh subur dan berbunga
lebat. Pasalnya, rumput atau tanaman liar lain yang biasanya tumbuh di media
tanam akan menjadi pesaing euphorbia dalam penyerapan hara. Bahkan tanaman itu
bisa jadi vector atau tempat bersembunyi hama dan penyakit, seperti serangga
atau kutu. Untuk itulah gulma harus dicabut, sementara daun yang rontok
sebaiknya segera dibuang.
-
Pemupukan
Agar berbunga lebat,
euphorbia membutuhkan unsure hara dalam jumlah memadai. Ketika tanaman
dipindahkan ke tempat terbuka, berikan pupuk majemuk dengan kadar N rendah,
sementara P dan K tinggi. Merknya bermacam-macam, seperti Growmore, Hyponex
atau Gandasil. Dosisnya 1 gram/liter/tanaman. Aplikasi pupuk seminggu sekali
dengan cara mengocorkan ke media tanam. Perlakuan ini terus dilakukan seminggu
sekali. Tingginya kadar P dan K merangsang euphorbia untuk memunculkan bunga.
Baru seminggu disemprot pupuk, tanaman ini pun sudah mulai berbunga. Cara
praktis dengan menaburkan pupuk lambat urai (slow release), seperti Dekastar,
Magamp, dan Osmocote sebanyak 1-2 sendok makan setiap 3 bulan sekali. Dengan
cara ini tanaman dapat menyerap hara setiap saat.
G. PENCEGAHAN
HAMA DAN PENYAKIT
Ada beberapa penyakit yang
menyerang tumbuhan Euphorbia milli
diantara lain:
1.
White flies. Penyakit ini disebabkan oleh kutu putih
(Homoptera aleyrodidae) yang sering muncul ketika musim kemarau. Gejala
serangannya, daun menjadi hitam di permukaan atas maupun permukaan bawah dan
terlihat banyak semut di sekitar daun. Telur dan larva ditempatkan di bawah
daun. Untuk mengendalikannya, dengan cara menyemprotkan Pegasus konsentrasi 0,5
ml/liter ditambah 0,5 ml Biosoft. Cara lainnya dengan Metindo konsentrasi 1
g/liter air atau Agrimex dosis 0,5 ml/liter air. Penyemprotan sebaiknya
diarahkan ke bagian permukaan bawah daun. Upaya pencegahan dilakukan dengan
menjaga kebersihan lokasi penanaman. Jika telah terserang parah, tanaman segera
dicabut dan dibakar.
2.
Bacterial soft rot. Penyebabnya adalah bakteri Erwinia carotavora. Gejala
serangan terlihat pada batang tanaman. Jika dipegang, batang terasa lunak dan
berwarna kehitam-hitaman. Lama-kelamaan, batang mulai rebah dan busuk. Jika
dicium, batang berbau busuk. Penyakit ini muncul jika kondisi pertanaman lembab
akibat hujan yang terus-menerus dan kurang cahaya. Penyebab lain saat
pengangkutan duri antartanaman bersinggungan sehingga luka. Luka itulah yang
menjadi pintu masuk penyakit ini. Pengendaliannya, pangkas bagian yang
terserang dan semprot bakterisida Starner dengan dosis sesuai anjuran pada
label. Agar serangan tidak meluas, dibutuhkan media yang baik dan tanaman yang
terserang dibuang.
3. Mealy
bug.
Penyakit ini disebabkan oleh kutu putih Homoptera. Kutu ini memiliki semacam
tepung di tubuhnya yang dilapisi lilin sehingga tampak seperti kapas. Kutu ini
kurang aktif bergerak dibandingkan white
flies. Gejala serangannya, permukaan atas dan permukaan bawah daun menjadi
hitam. Telur dan larva ditempatkan di ketiak, pucuk, dan permukaan bawah daun.
Akibat serangan, pertumbuhan tanaman akan terhambat. Cara pengendalian,
pencegahan, dan penanganan tanaman yang telah terserang sama dengan penanganan
jika tanaman terserang white
flies
4.
Ulat. Ulat umumnya muncul ketika peralihan musim.
Gejala serangannya, daun berlubang dan terdapat kototan hitam di permukaan
daun. Pengendaliannya dengan disemprot Metindo, dosis 1 g/lietr air.
Penyemprotan dilakukan seminggu sekali atau dua kali seminggu jika serangannya
parah. Agar serangan tidak meluas, gulma perlu dibersihkan karena sering menjadi
inang hama ini.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar