lakukan
6 P, yaitu pemangkasan, penyiraman, pemupukan, penempatan, penyiangan, dan
pengendalian penyakit.
A.
Pemangkasan
Pemangkasan dapat dimulai sejak euphorbia
dalam masa penyuburan. Tujuannya, untuk membentuk tajuk yang seimbang, sehingga
terlihat cantik dan mengurangi penguapan. Patokannya mudah, cabang-cabang yang
tepat berada di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang sebaiknya dibiarkan,
selain itu dibuang saja. Nantinya, tunas baru bermunculan di setiap cabang, sehingga
tampak lebih rimbun. Waktu yang pas untuk pemangkasan adalah usai penyuburan
dan pembungaan pertama kali. Tepatnya di akhir masa pembungaan pertama. Bunga
tua juga harus dipotong untuk memunculkan bunga baru. Bunga mekar selama dua
bulan. Setelah itu, warnanya pudar, kusam, dan akhirnya layu.
B.
Penyiraman
Agar
euphorbia tumbuh prima dan selalu berbunga lebat, sebaiknya deprogram
penyuburan-pembungaan-penyuburan-pembungaan, demikian seterusnya. Umumnya, fase
penyuburan berlangsung 1-1,5 bulan. Sedangkan pembungaan biasanya berlangsung
selama 3-4 bulan. Setelah menjalani masa penyuburan selama 1,5 bulan, sosok
euphorbia telah bersalin rupa dengan percabangan banyak dan daun yang rimbun.
Itulah saat yang tepat untuk memasuki periode berikutnya, yaitu pembungaan.
Saat itu, tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Penyiraman dapat
diberikan setiap hari dengan memakai sprayer atau gembor, agar cipratan air
yang keluar halus, sehingga tidak merusak daun dan memuntahkan sebagian media
tanamnya.
C. Penempatan
Penyinaran
penuh ternyata merangsang euphorbia berbunga lebat. Untuk itulah, sebaiknya
letakkan pot euphorbia di tempat terbuka dengan sinar matahari penuh dan
sirkulasi udara di sekitarnya bagus. Hasilnya, sejak dipindahkan selama
seminggu akan muncul bunga-bunga di sela-sela tajuknya. Sebulan kemudian,
bunga-bunganya muncul serempak menyesaki setiap daunnya.
D.
Penyiangan
Senantiasa
menjaga kebersihan adalah salah satu cara agar euphorbia tumbuh subur dan
berbunga lebat. Pasalnya, rumput atau tanaman liar lain yang biasanya tumbuh di
media tanam akan menjadi pesaing euphorbia dalam penyerapan hara. Bahkan
tanaman itu bisa jadi vector atau tempat bersembunyi hama dan penyakit, seperti
serangga atau kutu. Untuk itulah gulma harus dicabut, sementara daun yang
rontok sebaiknya segera dibuang.
E.
Pemupukan
Agar
berbunga lebat, euphorbia membutuhkan unsure hara dalam jumlah memadai. Ketika
tanaman dipindahkan ke tempat terbuka, berikan pupuk majemuk dengan kadar N
rendah, sementara P dan K tinggi. Merknya bermacam-macam, seperti Growmore,
Hyponex atau Gandasil. Dosisnya 1 gram/liter/tanaman. Aplikasi pupuk seminggu
sekali dengan cara mengocorkan ke media tanam. Perlakuan ini terus dilakukan
seminggu sekali. Tingginya kadar P dan K merangsang euphorbia untuk memunculkan
bunga. Baru seminggu disemprot pupuk, tanaman ini pun sudah mulai berbunga.
Cara praktis dengan menaburkan pupuk lambat urai (slow release), seperti
Dekastar, Magamp, dan Osmocote sebanyak 1-2 sendok makan setiap 3 bulan sekali.
Dengan cara ini tanaman dapat menyerap hara setiap saat.
F. Hama
dan Penyakit
Euphorbia sebenarnya tanaman hias yang bandel
dan relatif jarang terserang hama dan penyakit. Meski demikian, tak ada
salahnya Anda waspada dengan kehadiran kutu putih (white flies, mealy bug) dan
thrips, karena kehadirannya membuat tanaman ini malas berbunga. Untuk
memberantasnya dapat menggunakan insektisida, seperti Metindo, Pegasus, dan
Agrimex. Frekuensi dan dosis sesuai petunjuk di labelnya. Penyakit lain yang
perlu diwaspadai adalah bakteri Erwinia, penyebab busuk akar yang biasanya
muncul di musim hujan. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan pestisida secara
berkala.[ary]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar